
Oleh : Reinno Pareno (Bojonegoro)
DIDIKMUKRIANTO.COM, Bojonegoro – Mengabdi sebagai anggota DPR RI itu dibutuhkan memiliki banyak pengalaman dan berwawasan luas. Tujuannya untuk solid dengan rakyat dan juga sesama anggota dewan yang bersama membela kepentingan rakyat. Karena bila rasa solid itu tinggi, dipastikan dapat memperjuangkan aspirasi rakyat. Oleh karena itu, ketika Mas Didik, panggilan akrab dari Didik Mukrianto dengan slogannya “Dari akar rumput, berjuang untuk akar rumput. Dari Wong Cilik, Berjuang Untuk Rakyat Kecil”.
Kita tidak boleh terkejut. mengapa Mas Didik yang selama ini di permukaan dikenal sebagai aktivis, kemudian politisi, dan selanjutnya anggota DPR RI tiba-tiba ingin berjuang. Dikarenakan otomatis, tugas anggota DPR RI adalah memperjuangkan kepentingan rakyat. Lebih-lebih lagi kita dilarang menduga bahwa Mas Didik, kerap kali menulis sebuah tulisan opini di media massa. Apakah akan berganti profesi, dari profesi yang mengurusi langsung masyarakat ke penulis opini, profesi yang penuh keindahan dan kedamaian meskipun kadangkala penuh gejolak.
Tetaplah itu medan tugas, yang pernah dijalani Mas Didik termasuk kehidupan di masa kecilnya yang kurang sejahtera itu sampai menjadi anggota DPR RI yang dihormati masyarakat adalah kerangka pengalaman. Ruang-ruang sidang DPR RI yang diperkuat oleh masa-masa menuntut ilmu, sejak SD hingga master adalah kerangka referensinya yang sangat luar biasa.
Perhatikan salah satu teks dalam salah satu tulisan opini karya Mas Didik yang berjudul Terima Kasih Pak SBY. “Untuk menyegarkan kembali ingatan kita, Dalam satu dasawarsa terakhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di tengah berbagai tantangan, telah banyak menghasilkan banyak capaian, baik itu di bidang ekonomi, infrastruktur, penegakan hukum dan lain sebagainya. Salah satunya adalah angka Produk Domestik Bruto (PDB) yang terus meningkat, pada tahun 2014 ini mencapai Rp 9,084 triliun. Sementara cadangan devisa mencapai 124,6 miliar dolar AS. Adapun rasio utang pemerintah terhadap PDB mengalami penurunan hampir 60 persen dari tahun-tahun sebelumnya, dan sekarang menjadi 23 persen. Rasio utang terhadap PDB Indonesia ini berada pada urutan paling rendah dibanding Tiongkok, Italia, Inggris, AS, dan Jerman”.
Mas Didik dalam tulisan opininya itu menjelaskan dari capaian-capaian di atas merupakan pengejawantahan visi dan misi Presiden SBY dalam mewujudkan Indonesia yang bersatu, aman, damai, mandiri, sejahtera, makmur, menjunjung tinggi hukum dan HAM, serta meletakkan fondasi yang lebih kuat bagi Indonesia yang adil dan demokratis. Atas capaian tersebut, tentu kita patut memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan semua pihak karena telah banyak yang dicapai di tengah tantangan itu walaupun masih banyak juga yang belum kita selesaikan.
Kata “belum”, menunjukkan bahwa Mas Didik tidak akan lengah sedikitpun dalam menghadapi persoalan. Ungkapan semacam ini tidak mungkin keluar dari mereka yang tidak mendalami agama dan kehidupan. Tentunya Mas Didik sudah mengalami di kehidupan yang menyedihkan dan tidak menguntungkan saat masa kecil hingga kuliah di Jakarta.
Kemudian saat timnya mewawancarai Mas Didik, saat Pemilu 2014. Mas Didik menjawab.“Hidup ini semua perjuangan. Allah SWT akan senantiasa adil dan memberikan yang terbaik kepada kaum-Nya selama kaum tersebut berusaha dan berdo’a terus menerus untuk mewujudkan harapannya tersebut. Kekurangan dan kemiskinan ternyata tidak bisa menghalangi orang untuk berhasil. Justru kemiskinan tersebut bisa menjadi motivasi besar buat maju,”
Ungkapan tersebut ingin menyatakan bahwa dirinya pekerja keras. Tidak hanya duduk di belakang meja. Mas Didik pun terjun, ikut membangun negeri, terutama untuk kemaslahatan negara yang dicintainya. Mas Didik, begitu penuh totalitas dan optimistik menapaki jalan hidupnya, dan itu yang membuat dirinya sukses, baik sebagai aktivis, politisi, maupun sebagai anggota DPR RI. Mas Didik sering bahkan punya jadwal yang rutin menyusuri wilayah tugasnya, menyapa dan berdialog dengan masyarakat, mencatat dengan cermat berbagai problem.
Diketahui, perjalanan Mas Didik ditulis dalam portal onlinenya yang beralamat di didikmukrianto.com, isinya terbaca tidak ada yang berisi keluhan dalam menjalankan pengabdiannya, tidak ada yang berisi kekecewaan pada rakyat yang mungkin belum tergerak hatinya untuk berpartisipasi dalam membangun negeri. Tulisannya tanpa beban dan menggambarkan realita atau apa yang dipikirkannya dengan santai.
Mas Didik memang aktivis yang santun dan demokratis sehingga perjalanannya mengandung perjuangan. Perjalanan Mas Didik, yang lahir dari pengalaman dan referensi pengetahuan kemudian disampaikan demi kepentingan bangsa dan tanah air. Ayo kita teladani Mas Didik ini. (reinno pareno)